Tarutung, Jurnalkota.com – Sebagai mana hasil tinjauan awak media bersama tim ketika berkunjung kesekolah tersebut pada hari selasa tanggal 18 pebruari tahun 2025 di beberapa ruangan kelas terlihat jelas banyak meja dan kursi belajar siswa yang rusak parah begitu juga papan tulis dan juga kaca ruangan kelas yang pecah sepertinya kurang perawatan disebabkan kekurangan dana.

Jumlah siswa SMKN 1 Pangaribuan keseluruhan hanya berjumlah 474 siswa yang dipimpin Hulman Pardosi sebagai Kepala Sekolah tersebut. Keterbatasan dana sangatlah bergantung kepada jumlah siswa dalam satu sekolah, dikarenakan sumber dana hanya mengandalkan dana BOS sehingga suka tidak suka tetap harus mencari dana tambahan dari masyarakat atau orang tua siswa dengan melakukan pungutan SPP sebesar Rp40.000/bulan untuk setiap siswa.
Salah seorang pemerhati pendidikan H. Nainggolan yang juga anggota salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang juga turut bersama Jurnalkota mengatakan sangat miris melihat kondisi disekolah tersebut padahal sekolah tersebut menerima dana BOS yang mana pada juknis salah satu komponen penggunaanya adalah untuk pemeliharaan sarana dan prasarana dan juga mempertanyakan peruntukan penerimaan SPP yang disepakati oleh pihak sekolah, komite dan juga orang tua siswa.
H. Nainggolan juga menyayangkan sikap dari kepala sekolah yang tidak transparan ketika di konfirmasi tentang pengelolaan dana. “Kenapa kondisi sekolahnya seperti itu dan juga menyoroti tentang RKAS yang tidak terpasang di papan informasi sebagaimana tertuang di dalam juknis BOS, sehingga pengelolaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di SMKN1 Pangarbuan di pertanyakan,” ungkapnya.
“Dalam keterbatasan dana yang mereka dapatkan, tetap harus memperhatikan sarana prasarana demi terciptanya suasana belajar mengajar yang nyaman karena sudah ada peruntukan dana BOS tersebut sesuai aturannya dan harus tepat sasaran,” tambahnya. (Hutabarat)