Kabupaten Tangerang jurnalkota.com – Petugas kebersihan di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan belum diterimanya biaya operasional yang seharusnya digunakan untuk membeli bahan bakar kendaraan pengangkut sampah.

Salah seorang petugas yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa sudah hampir lima tahun bekerja, ia dan rekan-rekannya tidak pernah menerima dana operasional tersebut.
“Kami sudah hampir lima tahun bekerja untuk mengangkut sampah warga ke tempat pembuangan sementara (TPS3R), tetapi kami tidak pernah menerima uang untuk membeli bahan bakar. Seharusnya kami menerima sekitar Rp15.000 hingga Rp20.000 per hari, namun sampai sekarang tidak ada penjelasan mengapa dana tersebut tidak diberikan,” ujar petugas tersebut.
Keluhan ini tidak hanya datang dari petugas yang mengangkut sampah menggunakan kendaraan bentor. Sopir truk sampah di kecamatan ini pun mengalami hal serupa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sopir truk sampah juga sering kali tidak menerima biaya operasional secara penuh, bahkan pembayaran bisa tertunda hingga tiga bulan sekali.
“Kami selama ini tidak berani protes karena kami sangat membutuhkan pekerjaan. Kami harap biaya operasional ini segera direalisasikan karena sangat membantu. Selama ini, biaya bahan bakar terpaksa kami bayar sendiri,” ungkap salah seorang sopir truk sampah.
Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa di Kecamatan Kosambi terdapat 11 unit bentor dan 2 unit truk sampah yang digunakan untuk pengangkutan sampah dari lingkungan warga ke TPS3R. Para sopir bentor mengaku selama bertugas belum pernah menerima dana untuk bahan bakar meskipun jumlah uang yang seharusnya diterima cukup signifikan.


Menanggapi keluhan tersebut, Kasi Binwas Kecamatan Kosambi, Suci Hasianti, yang juga membawahi petugas kebersihan (pasapon), membantah tuduhan tersebut.
Saat ditemui di Kantor Kecamatan Kosambi pada Jumat, 7 Februari 2025, Suci menjelaskan bahwa pihak kecamatan sudah memberikan biaya operasional sesuai anggaran yang ada.
“Biaya operasional untuk bentor adalah Rp10.000 per hari, sedangkan untuk truk sampah kami memberikan biaya untuk membeli solar sebanyak 10 liter setiap hari. Namun, karena anggaran biasanya baru turun pada bulan Maret setiap tahunnya, jadi kami menggunakan dana cadangan (backup) untuk operasional sehari-hari,” ujar Suci.
Suci menegaskan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan dalam hal ini. “Saya selalu memeriksa ke TPS3R dan tidak pernah ada keluhan dari sopir. Semua berjalan sesuai dengan prosedur,” tambahnya dan bergegas meninggalkan awak media di ruang tunggu dan menuju ruang kerjanya.
Namun, keluhan yang disampaikan oleh petugas kebersihan tersebut tetap menjadi sorotan. Masyarakat berharap agar masalah biaya operasional ini segera mendapat perhatian lebih lanjut. Jika keluhan tersebut terbukti benar, masyarakat meminta agar pihak Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Pj.Bupati segera mengevaluasi kinerja jajaran Kecamatan Kosambi untuk memastikan tidak ada lagi pihak yang dirugikan, terutama para petugas kebersihan yang merupakan ujung tombak dalam menjaga kebersihan lingkungan. (tohang)